SELAMAT BERGABUNG DENGAN DUNIA PERADABAN MANUSIAWI

Setiap Manusia Menjalani Takdirnya Sendiri

Senin, 27 Juli 2009

MENGGAGAS EKONOMI TANPA TEORI

Menggagas Pembaharuan Ekonomi

Yang ingin saya katakan sebenarnya bukanlah hal baru dalam perdebatan teori ekonomi. Tetapi sebelum aku sadari betapa aku tidak punya kompetensi untuk bicara teori akademis, dan sudah pasti tulisan ini tidak bisa digunakan sebagai pendekatan akademis, melainkan hanyalah lompatan gagasan tentang harapan pembaharuan ekonomi.

Siang itu ada seorang Habib Qurais datang ke rumah teman, kami sempat berbincang seputar situasi masa kini. Banyak permasalahan pengangguran, kemiskinan, ketimpangan sosial dan problem ekonomi lainnya yang masih mengemuka. Aku memang pernah mendapat sedikit pelajaran tentang faham - faham ekonomi yang berkembang, Kapitalisme dan Sosialisme adalah dua faham besar yang masih diyakini mampu menyelesaikan persoalan ekonomi.

Kapitalis yakin bahwa dengan menumpuk kapital, masalah ekonomi akan teratasi dengan baik. Karenanya setiap individu didorong untuk berlomba - lomba menumpuk harta. Teori ini satu sisi positif karena mampu membangun semangat optimisme, tetapi sesungguhnya gagal dalam menyelesaikan ekonomi makro.

Sementara, sosialis lebih kepada pemerataan (distribusi) keadilan sosial ekonomi. Negara menjadi alat pengatur yang pas agar ada pembatasan terhadap penumpukan kapital yang terlalu berlebihan.

Keduanya bertumpu pada modal dan kapital. Sementara terdapat problem kesetimbangan yang ditinggalkan. Sehingga keduanya merupakan faham yang belum sama sekali mampu membuktikan dalam menyelesaikan masalah ekonomi.

Jika ditarik benang merah, maka seharusnya ada teori yang bisa lebih mendekati sempurna. Syeid Nafiq Heidar---seorang ekonom asal Pakistan---pernah menulis dalam bukunya Ekonomi Islam Sebagai Sebuah Alternatif, menyakini bahwa Teori EKonomi Islam mampu menyelesaikan masalah ekonomi yang tengah dihadapi manusia.

Problemnya memang tidak pernah ada praktek secara sempurna bagaimana bentuk konkritnya apa yang disebut teori ekonomi islam masih ada dalam wacana. Tetapi tidak ada salahnya digunakan sebagai referensi.

Apa yang ingin saya katakan sebenarnya tidak atau sekurang - kurangnya belum dapat dikatakan sebagai sebuah teori, melainkan hanyalah harapan, sekali lagi harapan, dan masih harus diuji kebenarannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger